bola

Kehilangan

media_httpimagesinsta_ybxIA.jpg.scaled1000

Entahlah kata apa yang dapat menjelaskan bagaimana perasaan kehilangan. Bukan tentang kehilangan yang biasa saja, tetapi tentang kehilangan yang kita sayangi dan harapkan. Sebuah kehilangan yang mampu membuat kita terdiam dan merenung. Berbagai pertanyaan pun muncul, kenapa ini bisa terjadi? Dan kenapa, kenapa, kenapa, dan kenapa?

Apakah ini yang dinamakan mengenai kehilangan?

Rasa yang membuat kita tak mampu berkata-kata, rasa yang membuat kita sedih, rasa yang membuat kita kosong, dan rasa yang membuat kita menangis. Atau, sebuah rasa yang mampu membuat kita kesepian di tengah keramaian.

Sesaat setelah mengalami rasa kehilangan, kemungkinan kita akan diam sebentar lalu mencari sesuatu untuk dipersalahkan. Seperti dalam sebuah hubungan yang mulai renggang lalu putus, kita mempersalahkan keadaan yang membuat hubungan itu berakhir. Atau hal-hal lainnya yang membuat kita lupa untuk belajar dari kehilangan itu sendiri.

Kehilangan barang pun sama terkadang kita menyalahkan orang lain, menyalahkan banyak hal, tetapi terkadang kita tidak mau belajar kenapa kita bisa kehilangan barang tersebut, mungkin karena kita yang ceroboh atau teledor.

Tentang kehilangan pun tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kehilangan dapat kita rasakan ketika menikmati sebuah olahraga yang paling ajaib dan mencuri perhatian. Iya, nama olahraga itu adalah sepakbola. Sering kita merasakan yang namanya kehilangan saat di bursa transfer atau pada waktu pertandingan klub yang kita dukung.

Berbagai perasaan akan larus saat dibenturkan dengan kehilangan. Bahkan air mata yang mulai mengenangi bola mata pun belum cukup mengambarkan bagaimana perasaan kehilangan yang kita rasakan. Memang tidak berdarah, tetapi sakit.

Bagaimana merasakan kehilangan harapan untuk juara di detik-detik akhir pertandingan, bagaimana merasakan nyeseknya kalah dalam adu pinalti padahal sepanjang pertandingan kontrol bola dikuasai, bagaimana harapan yang begitu tinggi ketika bursa transfer saat rumor-rumor yang berhembus dan tahunya rumor tersebut hanyalah butiran debu.

Hal yang menarik ketika memperbincangkan ke ranah sepakbola dan tentang kehilangannya, mungkin saya baru merasakannya beberapa hari terakhir ini. kehilangan yang baru saya rasakan ialah berawal dari Piala Dunia yang baru sebulan yang lalu berakhir. Penampilan gemilang para punggawa Belanda membawa mereka melejit masuk ke dalam pemain yang paling dicari oleh klub-klub beken Eropa.

***

Kondisi keuangan.

Uang merupakan menjadi bagian penting dalam sepakbola, semua digerakkan oleh uang dan memerlukan uang dalam setiap prosesnya. Kondisi keuangan yang tidak baik membuat klub-klub berpikir keras untuk mengejar target minimal kondisi keuangan tidak dalam kondisi minus. Penghematan gaji pemain atau dengan menjual para pemain bintangnya agar neraca keuangan klub tidak jomplang.

Kondisi ini pernah dialami oleh Arsenal saat proses pembangunan stadion baru mereka. Tidak membeli pemain dengan harga mahal dan melepas pemain bintangnya setiap musimnya sudah menjadi rutinitas klub asal London ini. lalu, setiap musimnya pun selalu diberikan harapan bila mereka akan berbelanja dengan anggaran yang cukup WAW tetapi tetap saja, membeli pemain antah berantah dengan harga murah, akhirnya banyak yang kesal dengan kebijakan ini.

Tetapi, saya tidak menuliskan mengenai Arsenal. Saya ingin bercerita mengenai sesuatu hal yang paling menohok saya dan entah kenapa saya merasakan yang namanya kehilangan dari kejadian tersebut. Bila ditanya mengenai kehilangan saat bursa transfer, bursa transfer kali ini yang paling emosional bagi saya.

Rotterdam. Mungkin, banyak yang tidak tahu mengenai kota tersebut dan salah satu klub yang berada disana bernama Feyenoord Rotterdam. Klub ini hampir dinyatakan pailit beberapa tahun yang lalu. Dalam kondisi seperti itu, yang mereka lakukan ialah memaksimalkan pemain-pemain asal akademi mereka dan berharap mendapatkan keuntungan yang besar ketika menjual pemain tersebut.

Saat Piala Dunia merupakan momen yang tepat untuk berjualan. Pemain-pemain yang bermain bagus dalam ajang tersebut dapat diharapkan menambah nilai penjualan agar pundi-pundi uang yang masuk ke dalam kas klub semakin dalam. Dalam satu waktu, Piala Dunia malah menjadi mimpi buruk.

Mimpi buruk itu berubah menjadi sebuah kenyataan ketika satu per satu pemain andalan Feyenoord di dua musim terakhir akhirnya mengakhiri perjuangan mereka bersama klub asal Rotterdam. Di awali dengan perginya kepala pelatih mereka yang mampu membangkitkan kembali si raksasa yang sedang tertidur.

BsYaX65IAAA7DGK

Lalu, penyerang asal Italia yang tampil memukau dalam dua musim terakhir pun mengikuti jejak sang pelatih yang menyeberang ke dataran Inggris. Graziano Pelle! Nama Pelle merupakan selalu menjadi pilihan utama dalam barisan penyerang dan yang paling diandalkan, kehilangan Pelle merupakan pukulan yang besar untuk Feyenoord karena selain Pelle tidak ada lagi pemain yang memiliki pengalaman seperti dia karena sisanya ialah pemain yang berasal dari akademi. Satu nama yang bisa diharapkan ialah Te Vrede, musim lalu ia adalah deputi dari Pelle.

Rentetan kehilangan itu tidak berhenti sampai di nama Pelle. Kehilangan mulai menjalar ke belakang, tepatnya posisi yang riskan yaitu bek. Penampilan tiga pemain belakang Feyenoord yang dipanggil untuk memperkuat timnas Belanda menjadi bahan pertimbangan tambahan setelah beberapa media memang sering menyebutkan nama-nama pemain tersebut sedang dipantau oleh klub-klub di luar Belanda. Nama Bruno Indi mencuat dan tanpa disangka ia memilih untuk bergabung bersama Porto saat pagelaran Piala Dunia masih berlangsung. Bruno Indi dapat mengisi dua posisi di belakang, menjadi bek tengah atau fullback kiri.

BslMdg0CcAAQGht

Bergerak ke sisi kanan, Darly Janmaat pun ikut menyeberang ke Inggris namun tidak mengikuti jejak sang pelatihnya dulu. Dia memilih untuk bergabung bersama Newcastle yang di plot menjadi penganti Debuchy yang hijrah ke Arsenal. Untuk di posisinya, masih ada harapan pengantinya yang sama-sama masuk ke dalam skuad timnas Belanda di Piala Dunia, Terence Kongolo dan dia baru saja memperpanjang kontraknya di Rotterdam.

Kehilangan tiga pemain pentingnya dan masih memiliki kemungkinan bakal kehilangan dua pemain lainnya lagi. Jordy Clasie dan Stefan De Vrij. Mauku, penjualan pemain berhenti dan mereka tidak ada lagi yang meninggalkan Feyenoord di tengah kondisi menjelang babak penyisihan UCL dan Eredivisie yang akan segera dimulai. Aku sudah tidak kuat ketika mendengar kabar mengenai pemain-pemain yang akan meninggalkan Feyenoord.

Mereka adalah pemain yang hebat dan memerlukan kompetisi yang lebih kuat dan berada di atas level dari Eredivisie untuk mengasah kemampuan mereka lebih lagi. Mereka adalah pemain yang diharapkan untuk mengembalikan kejayaan Feyenoord setidaknya di kompetisi domestik. Mereka, akhirnya meninggalkan Feyenoord untuk kebaikan klub yang mendidik mereka.

Rasa sakit akan kehilangan ini baru pertama kali aku rasakan, ketika melihat pemain bintang Arsenal yang pergi aku merasakan biasa saja tidak ada rasa yang berlebih. Namun, ketika pemain Feyenoord pergi, ada sesuatu yang hilang dalam hati ini yang membuatku terdiam.

Rasa sakit itu bertambah semakin dalam ketika hari minggu yang lalu, saat sedang iseng melihat instagram dan melihat postingan dari akun resmi Feyenoord. Meski ku tak paham dengan bahasa belanda tetapi aku dapat mengartikan mengenai ucapan selamat tinggal dan semoga sukses di klub barunya. Aku terdiam lagi tak percaya dengan apa yang aku baca.

Btu9Oy1IEAAVu_0

Sampai akhirnya, hadiah lebaran yang diberikan Arsenal tak mampu membuatku tersenyum ketika berita mengenai De Vrij telah sampai di Roma disambut fans Lazio dan Lazio pun mengonfirmasi mereka telah mendapatkan bek terbaik di Piala Dunia. Entah, apakah harus menangis dalam keadaan seperti ini atau hanya dapat diam?

Iya, kondisi keuangan yang sedang buruk membuat Feyenoord harus berbenah mengatur kondisi keuangan mereka. Menjual pemain merupakan salah satu untuk mendapatkan dana segar dari hasil penjualan mereka. Pemain-pemain yang dibeli pun bukanlah nama besar, tetapi pemain muda yang harganya murah. Bersaing di eropa merupakan suatu hal yang mustahil, bersaing di liga domestik dengan kondisi seperti ini masih membutuhkan waktu kembali untuk dapat benar-benar bersaing dengan Ajax rival utama mereka.

***

Kehilangan merupakan hal yang paling dihindari oleh banyak orang. Kehilangan menjadi momok yang menakutkan, entah dalam kehidupan sehari-hari atau dalam sepakbola saat bursa transfer seperti ini. namun, sisi lain dari kehilangan ialah mereka meninggalkan kenangan yang disimpan rapat, agak menyedihkan dan menyakitkan ketika kita tersadar ternyata kita telah kehilangan pemain-pemain yang kita harapkan untuk terus bertahan.

Kehilangan bukan juga tentang keteledoran orang dalam suatu waktu, tetapi terkadang waktulah yang memaksa untuk kita merasakan apa yang namanya kehilangan. Dari kehilangan kita dipaksa untuk dapat belajar menerima dengan iklas dan terus melangkah ke depan dari apa yang dulu pernah terhilang.

Aku sendiri mengakui, kehilangan pemain seperti Bruno Indi, De Vrij, Pelle, dan Darly membuatku pesimis dalam menghadapi musim depan. Namun, aku pun menyadari cepat atau lambat pun mereka akan pergi untuk mencari tantangan baru mengasah skill mereka, karena manusia pada suatu waktu akan merasa bahwa di titik tertentu ia harus pindah ke tempat lain dan kehilangan sesuatunya di titik tertentu juga.

Mungkin, ini adalah bagian terbaik untuk karir mereka dan ini juga merupakan bagian tersedihku dalam beberapa tahun terakhir menikmati sepakbola dan segala urusan transfer-transfer yang selalu dinantikan dengan harap-harap cemas.

Kehilangan merupakan momen yang berat untuk diterima, namun dari kehilangan kita harus terus melangkah maju dan belajar apa arti kehilangan itu sendiri.

Standard

Leave a comment